Ibadah haji dikategorikan sebagai ibadah syi`ariyyah `aliyah, ibadah yang bernilai syi'ar tertinggi, bahkan paling luas dan besar cakupan syi'arnya. Secara bahasa, syi'ar berarti sesuatu atau tempat yang diyakini memiliki kepentingan atau nilai yang luhur. Secara syariat, syi'ar-syi'ar Allah berarti seluruh perintah dan larangan-larangan-Nya.
Dalam konteks ibadah haji, menurut pengarang tafsir al-Manar, seluruh manasik dan praktik haji merupakan syi'ar-syi'ar Allah karena pelaksanaannya menjadi tanda ketundukkan seorang hamba kepada-Nya. Ini juga berarti kata syi'ar tidak ditujukan kecuali untuk amal-amal yang disyariatkan saja. Ahli bahasa, az-Zajjaj menjelaskan bahwa syi'ar-syi'ar Allah adalah seluruh bentuk ibadah yang disyariatkan-Nya. Dengan kata lain, syi'ar-syi'ar Allah adalah seluruh ajaran agama-Nya.
Berdasarkan urutannya dalam mushaf, terdapat empat ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang syi'ar-syi'ar Allah, yaitu surah al-Baqarah: 158, al-Ma'idah: 2, dan al-Hajj: 32 dan 36. Menariknya, kata syi'ar pada keempat ayat tersebut seluruhnya menggunakan bentuk jamak sya'a'ir. Sedangkan ayat yang paling banyak mendapat perhatian para mufasir dari keempat ayat tersebut adalah surah Al-Hajj ayat 32 yang menjadi acuan tema pada tulisan ini, "Siapa yang mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka itulah pertanda ketaqwaan hati."
Menurut Sayyid Quthb, taqwa itulah yang menjadi tujuan sebenarnya yang diharapkan akan tercapai dari seluruh pelaksanaan manasik haji dan syi'ar-syi'ar Allah yang lainnya. Karenanya, ayat ini menjadi dalil yang sharih (jelas) tentang hubungan yang erat antara sikap dan perbuatan mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah dengan taqwa sebagai target dari seluruh pelaksanaan ibadah kepada-Nya.
Sikap mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, menurut Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Madarijus Salikin, merupakan keharusan bagi orang yang mengakui keagungan Allah SWT. Kerena mengagungkan Allah yang disertai dengan mengagungkan syi'ar-syi'ar-Nya merupakan salah satu tahapan implementasi ayat ke-5 surah al-Fatihah, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan." Oleh sebab itu al-Qur'an mengecam orang-orang yang tidak mengagungkan Allah dan syi'ar-syi'ar-Nya, "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?!" (Nuh: 13).
Ayat 32 surah al-Hajj menjadi penting artinya karena kuatnya hubungan dan pertalian hati dengan Allah merupakan kekayaan orang yang bertaqwa dan modal ahli ibadah. Haji merupakan salah satu dari media pembelajaran ketaqwaan dan 'madrasah' ibadah yang paling penting. Haji membuat hubungan hamba dengan Allah menjadi kuat dan jiwa menjadi terlatih, sehingga manusia akan mengalami peningkatan spritualitas yang baik.
Ayat 32 surah al-Hajj menjadi penting artinya karena kuatnya hubungan dan pertalian hati dengan Allah merupakan kekayaan orang yang bertaqwa dan modal ahli ibadah. Haji merupakan salah satu dari media pembelajaran ketaqwaan dan 'madrasah' ibadah yang paling penting. Haji membuat hubungan hamba dengan Allah menjadi kuat dan jiwa menjadi terlatih, sehingga manusia akan mengalami peningkatan spritualitas yang baik.
0 Response to "Haji sebagai Syi`ar"